Jumat, 12 Juni 2009

Setangkai kasih ibu

Ibu…..
Sosok lemah lembut yang tak pernah lelah memberi senyum dan kehangatan
Sosok tegar yang tak pernah goyah, meski banyak ujian mendera
Tak pernah meminta balas atas segala kasih dan sayang yang di berikannya
Mulia…mulia…mulia
Dari tangannya, ku mampu memaknai warna-warni dunia
Dari kelembutan nya, ku belajar mengenal cinta
Dan dari ketegasannya, ku dapati ilmu,
tentang bagaimana menjadi wanita yang tegar
Ibu…..
Maafkan anakmu yang telah banyak melukai hatimu
Tak sedikit kata-kata pedas yang keluar dari lisanku
Tak sedikit perilaku kasar yang ku timpakan padamu
Namun, kau tetap sabar..tersenyum..dan terus tersenyum
Meski ku tahu,….
Di dasar hatimu luka semakin menganga
Hatimu hancur melihat buah hatimu tak sesuai harapanmu
Namun sekali lagi,…
Ku tahu….
Tiada ku tangkap rasa jengkel, sesal, putus asa
ataupun kekesalan yang terpancar dari wajah lembutmu
kau terus menyayangiku, memberikan cintamu
dan menebar kasihmu pada kami…anak-anakmu
Saat ku dekat denganmu, banyak saja alasan yang mampu membuatku kesal,
jengkel bahkan marah. Semua tanpa sebab
hanya karena aku tak sepaham dengan pemikiranmu
dan aku merasa sok pintar, sok berpengalaman
padahal……..TIDAK! sekali lagi….…TIDAK!
Aku masih saja seorang bayi yang haus kasih dan cintamu
Aku masih merah untuk sekedar mengerti dan mengenal dunia
Aku masih butuh tanganmu untuk melek dunia ini…
Maafkan ibu…maafkan aku…..
EGOIS….dan tak tahu diri….betapa aku sangat keras kepala
Oh…ALLOH…….ampunilah sikapku
Ku ingin raih redhoMU, sampaikan aku pada redho ibuku
Ku ingati dulu…..
Betapa tegar ibuku kala ujian, cobaan datang…
Saat aku mengecewakannya, saat aku membuatnya hampir patah harapan
Dengan kenakalanku…… dengan masa laluku
yang hampir merenggut nyawaku
beliau begitu sabar dan tabah menghadapi
tak terlihat sedikitpun guratan marah ataupun kesal di wajahnya
yang ku dapati hanyalah kesejukan,
keteduhan…dan…keterimaan atas segala pahit ini
Oh…betapa sejuknya cinta dan kasih yang ia pancarkan..
Begitu hangat sentuh lembutnya
Betapa aku semakin kecil tak berarti…
Aku menjelma menjadi bayi mungilnya kembali….
Oh…ibu….
Betapa kuat, betapa tegar dan luar biasanya sosokmu
Aku malu ibu….aku malu….aku benar-benar malu…
Akankah nanti aku mampu sepertimu….
Akankah kemuliaan akan ku temui…
Betapa....oh…betapa....
Aku ingin sepertimu…ibu…aku ingin…aku ingin…
Redhomu ku harapkan,…Doa-doa makbulmu senantiasa ku nanti
Iringilah langkah-langkah kecilku dengan untaian doa
Jua kasiih dan cintamu, Air susumu menjadi saksi
Atas tumbuh kembangnya diriku
Air matamu adalah bukti
Betapa keras dan payahnya membesarkanku
Betapa amat beratnya mendewasakanku
Hingga aku seperti sekarang ini
Mampu mengeja kata
Dan meresapi warna-warni dunia
Sentuhmu oh ibu....
Membawa alamku ke masa kanak-kanak
Saat ku masih tertatih menafsir cahaya matahari
Mencoba berlari menggapai bayang diri
Dan kau dengan segala kasih
Menuntunku
Menggapai kebenaran yang sejati
Karena ALLAH selalu menanti
Pahatan-pahatan kasih buah cinta dan asuhanmu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar